Surat terbuka 287 ilmuwan untuk WTO: larang subsidi perikanan yang merusak
Pada Oktober 2021, 287 ilmuwan dari 46 negara dan 6 benua mendesak Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk menghentikan subsidi perikanan yang merusak. Desakan ini disampaikan melalui surat terbuka di jurnal terkemuka science. Saya kebetulan menjadi salah satu ilmuwan yang terlibat dalam perumusan surat ini.
Surat ini merupakan rekomendasi krusial karena subsidi perikanan ada yang sudah berdampak pada kerusakan sumber daya ikan di laut. Lebih dari 20 tahun wacana ini sudah dibahas melalui proses panjang dan berliku di WTO, tapi tak kunjung membuahkan hasil.
Surat tersebut juga menjadi bagian dari gelombang desakan global untuk melarang subsidi perikanan, setelah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) Perserikatan Bangsa Bangsa diluncurkan pada 2015. SDGs dalam tujuan 14 terkait laut yang sehat, memuat target untuk melarang bentuk-bentuk tertentu subsidi perikanan yang berkontribusi pada kelebihan kapasitas dan tangkapan berlebih, praktik perikanan ilegal, tidak terlaporkan, dan tidak diatur (IUU fishing). Negara-negara juga diharapkan menahan diri untuk memperkenalkan subsidi baru sejenis itu.
Titik terang mulai terlihat saat WTO menghelat Konferensi Tingkat Menteri ke-12 (MC12) pada 12-15 Juni lalu. Para pihak akhirnya menyepakati rekomendasi untuk melarang subsidi aktivitas perikanan berlebihan dan IUU fishing.
Baca artikel full di sini