Konferensi Internasional – Mencapai SDG-10 Pasca Pandemi Covid-19
Dampak dari pandemi COVID-19 sangat besar terhadap ekonomi di dunia, khususnya Asia. Minimnya persiapan ekonomi untuk menghadapi pandemi yang diluar ekspektasi masyarakat dunia. Tujuan SDGs untuk mengurangi kemiskinan, kesetaraan gender dan menyetarakan kesenjangan sosial menjadi hilang karena adanya pandemi.
Faktor-faktor lain yang meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan dari pandemi ini meningkatnya pengangguran, berkurangnya durasi bekerja yang berefek berkurangnya pendapatan masyarakat. Hilangnya kesempatan sekolah dan belajar juga menjadi efek dari pandemi COVID-19 ini. Penerbitan buku “Implication of Covid-19 on Inequality in Asia” merupakan kesimpulan dari faktor-faktor yang terjadi dari Pandemi ini. Riset pada buku ini dilakukan di Jepang, China, Korea, Malaysia, India, Filipina, Indonesia, Bangladesh, Pakistan dan Thailand oleh para ekonom-ekonom di Asia.
Dalam penelitian ini, ditemukan beberapa fakta baru yaitu :
- 90 juta orang mengalami kemiskinan ekstrem berdasarkan $1,90 per hari dan lebih dari 150 juta dan 170 juta di bawah garis kemiskinan $3,20 dan $5,50, masing-masing, pada tahun 2021, di negara-negara berkembang di Asia-Pasifik.
- Setelah pandemi COVID-19 ketimpangan pendapatan daerah menjadi meningkat dengan rata-rata 8%. Pada tahun 2021, 1% teratas memegang seperlima kekayaan di semua negara di Asia, dan lebih dari 25 persen di 18 negara.
- Bertambahnya angka pengangguran, serta adanya karantina menjadikan keluarga yang berpenghasilan rendah sulit untuk bertahan hidup.
- Ketidaksetaraan gender terjadi karena tingginya jumlah pekerja informal wanita.
- Diperkirakan pendapatan rumah tangga di Kamboja, Vietnam, Filipina, Thailand, dan Laos masing-masing melaporkan penurunan pendapatan.
- Harga pangan naik di tahun 2022 7–9% di India, Indonesia, Malaysia, Nepal, Filipina, dan Thailand, 20-22% di Kazakstan, Laos, dan Mongolia, 29% di Pakistan, dan 91% di Sri Lanka, jika dibandingkan dengan tahun 2021.
- Adanya kerja via luring dan sekolah via luring memudahkan semuanya, tetapi bagi masyarakat yang sulit mendapatkan akses internet terkendala pendidikan dan aktivitasnya.
- Putus sekolah dan di universitas bagi anak-anak Asia selama pandemi.
Bantuan dari pemerintah diberikan dengan berbagai macam bentuk, seperti bantuan tunai secara langsung, subsidi pangan dan utilitas, serta dukungan kepada UMKM untuk bertahan selama pandemi.
Dari pandemi ini kita dapat melihat bahwa sistem perawatan kesehatan yang ada di negara Asia-Pasifik masih lemah, kurangnya investasi selama bertahun-tahun terhadap kesehatan masyarakat.
Beberapa rekomendasi tindakan untuk membangun kembali ekonomi pasca-covid untuk mengatasi kemiskinan dan ketidaksetaraan yang ada di Asia seperti meningkatkan investasi pada sistem kesehatan, memperluan perlindungan sosial baik pekerja informal hinggan pengangguran, investasi pada sistem pendidikan, mengakhiri diskriminasi gender, membangun kembali pergerakan ekonomi serta Meningkatkan langkah-langkah penerimaan pajak progresif untuk mendanai perlindungan sosial dan pelayanan publik.