Friday, September 20, 2024
FeaturedNews

Kongres Indonesianis Sedunia (KIS) ke-3 “INDONESIA’S POST COVID RECOVERY: GROW STRONGER AND MORE RESILIENT”

Indonesianis dalam konteks KIS adalah warga negara non-Indonesia atau orang asing yang memiliki minat khusus terhadap Indonesia dan mencintai Indonesia. KIS ke-3 diadakan secara hybrid pada tanggal 1-2 Desember 2021 di Museum Konferensi Asia-Afrika oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (UNPAD). Acara yang dihadiri oleh 250 peserta dari 70 negara ini diselenggarakan sebagai wahana bagi Indonesianis untuk menyampaikan aspirasi, perhatian dan harapan mereka untuk Indonesia.

Ahmad Komarulzaman, S.E., M.Sc., Ph.D. selaku Deputi Direktur SDGs Center UNPAD ikut berpartisipasi sebagai salah satu panellis pada sesi panel pertama yang berjudul “Promoting inclusive and sustainable economy in the post COVID-19 recovery” bersama-sama dengan Prof. Bambang P.S Brodjonegoro, (Universitas Indonesia) dan Dr. Ahmad Redi, S.H., M.H (Universitas Tarumanagara). Pada Sesi panel tersebut, Ahmad menyampaikan materi mengenai “Covid-19 Crisis and The Prospect of SDGs: The Extent of Disruption”.

Beliau memaparkan bagaimana dampak pandemi Covid-19 terhadap pembangunan dari lima negara  ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam) serta sejauh mana dampak tersebut terhadap pencapaian SDGs. Adanya pandemi Covid-19 menyebabkan adanya krisis kesehatan, sosial dan ekonomi, sehingga rencana pembangunan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Covid-19 berdampak pada sebagian besar indikator SDGs, lebih dari 90% indikator yang pencapaiannya terhambat. Vietnam memiliki indikator SDGs yang terganggu paling sedikit tetapi masih di atas 60%. Analisis berdasarkan tujuan pembangunan berkelanjutan menunjukkan bahwa pandemi mempengaruhi semua tujuan SDGs, secara rata-rata, indikator SDGs terganggu 2,27% dibandingkan dengan kondisi tanpa Covid-19 dan menyebabkan kemunduran rata-rata selama 1,57 tahun. Namun, tingkat disrupsi ini bervariasi menurut indikator dan negara. Filipina adalah negara yang indikator SDGs-nya paling terpengaruh sementara Vietnam adalah yang paling sedikit terpengaruh.

Berdasarkan tujuan, Tujuan 1 (Tanpa kemiskinan), Tujuan 4 (Pendidikan Berkualitas), Tujuan 8 (Pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi), Sasaran 9 (Industri, inovasi, dan infrastruktur), Sasaran 12 (Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab), dan Sasaran 17 (Kemitraan untuk mencapai tujuan), mengalami disrupsi paling serius akibat pandemi Covid-19. Oleh karena itu, kebijakan pemulihan dan pendampingan di setiap indikator SDGs harus proporsional dengan dampaknya.