Friday, September 20, 2024
FeaturedNews

Akselerasi SDGs untuk Mewujudkan Net Zero Emission Berbasis EBT

Pertamina Foundation yang merupakan bagian dari Pertamina dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyelenggarakan PFSains dengan tema “Combating Climate Change: Strategi dan Inovasi Menuju Nol Emisi” pada hari Rabu, 8 Desember 2021 pukul 08.00-15.30 melalui Zoom Meeting. Agenda pada acara ini, yaitu untuk mengetahui dan menemukan strategi dalam mewujudkan net zero emission. 

Acara pada hari ini diramaikan dengan pemaparan materi oleh 11 narasumber, termasuk salah satunya Prof. Zuzy Anna dan dimoderatori oleh 3 moderator. Prof. Zuzy Anna menyampaikan materi terkait ‘Akselerasi SDGs untuk Mewujudkan Net Zero Emission Berbasis EBT’. Pemaparan diawali dengan  diawali dengan penjelasan secara singkat terkait Sustainable Development Goals (SDGs) secara umum dan kaitannya dengan sejarah transisi Millenium Development Goals (MDGs) menjadi SDGs yang dikenal saat ini. Selain itu dipaparkan pula tentang perbedaan SDGs dengan MDGs yang terletak pada penekanan terhadap people, prosperity dan planet. Kemudian beliau menyampaikan hubungan antara SDGs dan climate change, yaitu terdapat beberapa tujuan SDGs yang menjadi payung dari tujuan lainnya dan antar tujuannya saling memiliki keterikatan. SDGs menjadi bagian dari proses yang harus ditempuh untuk menyelesaikan permasalahan climate change.

Prof. Zuzy menyampaikan bahwa, “Stern sebagai pelopor penelitian isu ekonomi dari sudut pandang climate change memberikan wawasan betapa pentingnya ekonomi terhadap implikasi climate change dimana hanya dibutuhkan biaya sebesar 1% GDP untuk mempertahankan emisi sedangkan untuk memperbaikinya akan diperlukan biaya yang lebih besar yang akan memberikan dampak kerugian yang lebih besar”.

Beliau memberikan pemahaman bahwa kejadian pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan upaya yang dilakukan sebagai bentuk perbaikan ekonomi pasca Covid-19 setidak-tidaknya harus menyentuh 4 dari 17 tujuan SDGs di bidang biosfer, antara lain Tujuan 12 ‘Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab’, Tujuan 13 ‘Penanganan Perubahan Iklim’, Tujuan 14 ‘Ekosistem Lautan’, dan Tujuan 15 ‘Ekosistem Daratan’. Selain itu, diperlukan adanya penguatan kepada seluruh pihak, termasuk pihak bisnis dan komunitas untuk memprioritaskan alokasi dana selama masa perbaikan ekonomi pasca Covid-19. Dengan mengelola keempat tujuan SDGs tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi tujuan SDGs lainnya di bidang sosial maupun ekonomi.

Green Economy sama dengan SDGs menjadi istilah yang digunakan secara bergantian. Sedangkan Blue Economy merupakan sebuah konsep pengembangan yang menekankan pada efisiensi sumber daya, internalisasi biaya eksternal, pengurangan jumlah kemiskinan, dan penciptaan pekerjaan yang layak. Konsep tersebut dikembangkan dengan senantiasa mengaplikasikan ekonomi yang rendah karbon, keanekaragaman hayati yang berdasarkan pada ekonomi, dan layanan lingkungan.

Dalam penutup beliau menyampaikan bahwa pasar bukan satu-satunya institusi dalam mengatasi permasalahan climate change, baik oleh suatu negara maupun secara global. Melainkan diperlukan adanya gerakan atau aktivitas ekonomi dan nonekonomi yang harapannya dapat menjadi suatu instrumen dalam mencapai nol emisi.